Kamis, 12 Oktober 2017

Air Terjun Sunagi Besar



Air Terjun Renah Sungai Besar memang masih terdengar asing bagi para wisatawan luar daerah, namun tidak bagi masyarakat yang tinggal di Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang. Tempat wisata ini cukup populer dan menjadi salah satu destinasi favorit bagi masyarakat sekitar. Debit air yang besar, serta air terjun yang cukup menawan menjadi daya tarik tersendiri untuk melepas penat di akhir pekan.


Secara administratif, Air Terjun Renah Sungai Besar terletak pada Desa Renah Sungai Besar, Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang, Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi. Untuk menikmati keelokan air terjun ini, wisatawan setidaknya harus menempuh jarak kurang lebih 80 kilometer dari pusat Kabupaten Bungo. Jarak tersebut dapat ditempuh dengan perjalanan selama kurang lebih 1,5 jam.
Wisatawan bisa menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat untuk menuju ke Air Terjun Renah Sungai Besar. Kondisi jalan dari pusat Kabupaten Bungo menuju ke Desa Renah Sungai Besar pun cukup baik dan beraspal mulus. Namun sesampainya di Desa Renah Sungai Besar, pengunjung harus memarkirkan kendaraan dan melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Setidaknya pengunjung harus berjalan kaki selama 30 menit sebelum sampai di lokasi air terjun.

Pesona Air Terjun Renah Sungai Besar

Selama perjalanan menuju air terjun, wisatawan tidak akan dibuat bosan karena suguhan pemandangan yang masih asri berupa pepohonan hijau dikanan dan kiri jalan setapak. Dalam perjalan ini, akan dijumpai tujuh jembatan yang harus disebrangi. Udara yang sejuk dan segar juga senantiasa akan menemani ketika berjalan menuju lokasi air terjun.
Perjalanan yang cukup melelahkan tersebut akhirnya terbayar lunas ketika sebuah air terjun dengan gemuruh air deras berada tepat dihadapan mata. Udara dingin seketika menusuk tulang, saat wisatawan tiba di Air Terjun Renah Sungai Besar. Tak jarang, akan dijumpai beberapa anak kecil yang asyik berenang dan melompat ke sungai dari bebatuan yang ada disekitar air terjun.

Air Terjun Renah Sungai Besar ini memiliki ketinggian mencapai 30 meter serta terdapat kolam alami dibawahnya. Kedalamannya pun hanya sekitar 2 meter sehingga cukup aman bagi wisatawan untuk berenang atau sekedar mandi di kolam. Air pun cukup jernih dan segar, lelah yang didapat saat berjalan kaki menuju air terjun serasa hilang saat berendam di bawah air terjun.
Sebenarnya, di Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang ini memiliki 3 air terjun dengan keindahan yang cukup memukau. Namun sayang, pemerintah setempat sepertinya kurang memperhatikan potensi wisata yang dimiliki daerah ini. Akses yang cukup sulit, dapat menjadi penghalang bagi wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata yang ada di Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang.
Saat ini pengunjung yang datang di Air Terjun Renah Sungai Besar hanya dari masyarakat setempat, dan luar daerah saja. Bukan tak mungkin jika dikelola secara professional, tempat wisata ini dapat memberikan pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Diharapkan, pemerintah setempat lebih memperhatikan air terjun ini dengan membangun beberapa fasilitas penunjang wisata.
Air Terjun Renah Sungai Besar memancarkan pesona alami, yang masih lestari dan terjaga. Deburan air yang jatuh mengenai bebatuan, seolah menentramkan jiwa bagi siapa saja yang berkunjung. Udara segar yang terbebas dari polusi, serta kicauan burung-burung liar menambah sempurna tempat wisata ini.

Fasilitas Air Terjun Renah Sungai Besar

   


Sayangnya, fasilitas yang ada di Air Terjun Renah Sungai Besar ini tak sebanding dengan keindahan yang ditawarkan. Masih sangat minim fasilitas yang bisa ditemukan wisatawan, hanya terdapat sebuah bangunan sederhana untuk berganti baju di dekat air terjun. Di air terjun ini juga belum dibangun toilet, tempat parkir dan juga mushola untuk beribadah bagi umat muslim.
Biasanya, wisatawan yang berkunjung ke air terjun menitipkan kendaraannya di rumah milik warga desa terdekat. Bagi pengunjung muslim yang hendak beribadah, bisa menggunakan mushola yang ada di Desa Renah Sungai Besar. Di sekitar air terjun juga belum ditemukan adanya pedagang yang menjual makanan ataupun minuman, jadi sebaiknya wisatawan membawa bekal sendiri atau membeli di desa terdekat.
Baca Juga: Taman Remaja Muara Tembesi, Ruang Terbuka Hijau Baru di Batanghari
Apabila wisatawan hendak menginap, terdapat pilihan penginapan atau hotel yang bisa dipilih di sekitar Muaro Bungo. Setidaknya ada 5 hotel mulai dari bintang satu hingga bintang 3 yang bisa digunakan bermalam. Jika tengah berada di Kabupaten Bungo, tiada salahnya untuk menengok keindahan dari Air Terjun Renah Sungai Besar, berikut beberapa kegiatan yang bisa kamu lakukan ketika berada di air terjun ini.

Menikmati Keindahan Air Terjun


Jika kamu berkunjung ke Air Terjun Renah Sungai Besar, kamu akan diperlihatkan sebuah fenomena air terjun yang cukup menawan lengkap dengan gemuruh air jatuh dari tebing. Disini kamu bisa sepuasnya menikmati air terjun dengan mandi dan juga berenang bersama anak-anak kecil desa setempat. Airnya yang jernih serta segar, mampu mengembalikan semangat dan merelaksasi tubuh.
Jangan lupa kamu juga bisa menikmati sensasi refleksi alami dengan berdiri tepat dibawah air terjun dan merasakan air yang jatuh membasahi seluruh tubuh. Pemandangan sekitar yang dipenuhi dengan pepohonan hijau, nampak asri serta menambah keindahan air terjun ini. Tempat ini sangat cocok untuk melepas penat, serta menghilangkan stress di kepala.

Senin, 09 Oktober 2017

6 WISATA TERBAIK DI M.BUNGO

6 Tempat Wisata Di Muara Bungo Yang Ramai DiKunjungi

Wisata Muara Bungo – Muara Bungo adalah ibukota dari Kabupaten Bungo. sebelumpemekaran, Kabupaten yang terdiri dari 17 kecamatan ini masuk ke Kabupaten Bungo Tebo. 

Kabupaten ini memiliki kekayaan alam yang melimpah di antaranya sektor perkebunan yang ditopang oleh karet dan kelapa sawit dan sektor pertambangan ditopang oleh batubara dan juga Kabupaten Bungo  kaya akan emas yang tersebar hampir di seluruh wilayah Kabupaten Bungo.

Selain Hal di atas, Kabupaten Bungo Memilik banyak Tempat Wisata Yang banyak dikunjungi. Baik wisata alam maupun wisata lainya. Berikut Diskripsi singkat tentang 6 Tempat Wisata Di Muara Bungo Yang Ramai DiKunjungi :

1. Taman Hijau Muara Bungo

Sumber Gambar : InfoBungo.com
Taman Hijau Muara Bungo merupakan objek wisata baru yang terdapat di Kabupaten Muara Bungo. untuk menuju ke taman yang asri dan sejuk ini tidak lah sulit karena Taman ini terletak di kawasan pasar bawah Muara Bungo tepatnya di tengah Kota MuaraBungo, di dekat simpang  lampu merah Bambu Kuning yang juga tidak jauh dari taman-taman lainnya, yaitu taman/lapangan Pusparagam (Semagor) dan Taman Kota (depan hotel Bungo Plaza).

Untuk anda yang berkunjung ke tempat ini sebaiknya tetap menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan.
2. Taman Pusparagam Muara Bungo

Selain Taman Hijau yang ramai di kunjungi di  Muara Bungo, juga ada Taman lain yang tak kalah ramai pengunjung ketaman ini yaitu Taman Pusparagam, yang mana terletak di Jalan Basarudin, Muara Bungo.

Di taman ini hampir setiap hari sering di datangi pengunjung, baik hanya sekedar untuk bersantai bersama keluarga dan juga sekalian membawa buah hati bermain karena ditaman ini di sediakan tempat bermain anak. Untuk masuk ketaman ini tidak dipungut biaya, alias gratis. selain bersantai dan menemani anak bermain, pungunjung juga bisa menikamti makan dan minum, karena  jalan dekat taman banyak pedagang yang menjajakan dagangannya baik itu minuman dan juga makanan.

3. Semangi WaterPark Muara Bungo

Sumber Gambar : facebook.com
Semangi Waterpark Muara Bungo termasuk salah satu objek wisata favorit kota muara bungo yang sering dikunjungi.

semangi WaterPark tepatnya berada di Kecamatan Rimbo Tengah, Jalan Lintas Sumatera KM 9 Muara Bungo sebelum SPBU arah Bangko. Semangi Watepark ini Menyediakan 6 wahana permaianan air, seperti seluncuran dengan empat kolam renang dan dua kolam kendaraan dayung air. Untuk masuk ke semangi waterpark kita akan di kenakan biaya tiket sebesar Rp. 50.000,- selain warga muara bungo yang berkunjung kesini, banyak juga pengunjung dari kota lain yang tertarik dengan Semangi Waterpark ini. 

4. Lubuk Beringin

foto : mengenaljambi.blogspot.co.id
Objek wisata Lubuk Beringin yang terletak di Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo ini sekarang menjadi salah satu destinasi wisata favorit Kabupaten Bungo. Hanya dengan waktu sekitar 45 - 60 menit dengan berkendara motor/mobil dari Muara Bungo anda sudah sampai di tempat ini.

Suasana yang asri dan air yang bening menjadi daya tarik tersendiri dari objek wisata ini.  Ditambah lagi sekarang sudah ada tiolet dan tempat untuk Sholat,  menjadikan objek wisata ini makin lengkap dan layak dikunjungi.

Objek wisata ini ramai dikunjungi warga terutama pada hari libur. Untuk anda yang berkunjung ke tempat wisata ini sebaiknya tetap menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. 

5. Air Terjun Tegan Kiri
Sumber Gambar : jambiupdate.co

Air Terjun Tegan Kiri berada tepat di Dusun Rantau Pandan, Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Bungo. Selain menjadi sumber air bagi warga rantau pandan, air terjun tegan kiri termasuk salah satu objek wisata yang sering di kunjungi di Kabupaten Bungo.

Jarak tempuh untuk menuju ke lokasi Air Terjun Tegan Kiri dari Kabupaten Bungo yaitu sekitar 30 Km, dan bisa ditempuh melalui perjalanan darat baik menggunakan sepeda motor maupun mobil karena infrastruktur jalan menuju kesana sudah ada. Untuk dapat masuk kedalam kawasan objek wisata ini terlihat palang portal penutup dan penjaga / petugas tiket masuk. Pengunjung harus membayar tiket masuk Rp.10.000/orang, lalu setelah sampai didalam, bagi yang membawa kendaraan akan diminta untuk membayar uang parkir kendaraan sebesar Rp.5.000.

Yang menjadi daya tarik Air terjun Tegan Kiri karena memiliki ketinggian 10 meter dengan panorama alam yang sangat indah dan masih asri sehingga banyak wisatawan yang berkunjung kesini. Sumber air terjun ini bersumber dari perbukitan dengan ketinggian 26 meter.

6. Air Terjun Pujung Empat

foto : dickywahyupratama46.wordpress.com
Penamaan air terjun ini karena airnya berasal dari Bukit Punjung dengan puncak tinggi bertingkat. Terletak di Rantau Keloyang Kecamatan Pelepat.

Anda dapat tiba di sana dengan berkendaraan roda empat sepanjang 26 Km dan kemudian 4 km lagi masih harus berjalan kaki. Anda tak perlu merasa sia-sia. Searah bagian hulu dengan air terjun ini terdapat tiga buah gua alam. Cerukan gua bervariasi antara 3,5 sampai 35 meter dengan ketinggian permukaan 3 – 7 meter. Siapa tahu nasib anda baik, maka anda dapat membawa sarang burung layang-layang yang mahal itu. Itupun kalau belum dipanen masyarakat desa. Gua ini disebut Gua Batu Luah Muaro.

Senin, 02 Oktober 2017

LUBUK BERINGIN

                                        OBJEK WISATA M.BUNGO



Objek wisata Lubuk Beringin yang terletak di Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo ini sekarang menjadi salah satu destinasi wisata favorit Kabupaten Bungo. Hanya dengan waktu sekitar 45 - 60 menit dengan berkendara motor/mobil dari Muara Bungo anda sudah sampai di tempat ini.
Suasana yang asri dan air yang bening menjadi daya tarik tersendiri dari objek wisata ini.  Ditambah lagi sekarang sudah ada tiolet dan tempat untuk Sholat,  menjadikan objek wisata ini makin lengkap dan layak dikunjungi. 
Objek wisata ini ramai dikunjungi warga terutama pada hari libur.
Untuk anda yang berkunjung ke tempat wisata ini sebaiknya tetap menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan. 
        
Dusun Lubuk Beringin merupakan salah satu dusun yang berada di Kecamatan Bathin III Ulu Kabupaten Bungo Propinsi Jambi. Menurut letak geografis, Dusun Lubuk Beringin berada dalam kisaran 0142’ 23” sampai dengan 0146’ 41” Lintang Selatan dan 10152’ 39” Bujur Timur dengan ketinggian 450 – 1.316 m dpl. Dusun Lubuk Beringin sebelah barat berbatasan dengan Dusun Buat, sebelah timur berbatasan dengan Dusun Laman Panjang, sebelah utara berbatasan dengan Dusun Laman Panjang dan Dusun Buat, sedangkan disebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pelepat.
Infrastrukstur aksesibilitas satu-satunya yang tersedia adalah ruas jalan Muara Bungo (ibukota kabupaten) menuju Lubuk Beringin lewat Rantau Pandan dan Muara Buat (pusat kecamatan) dengan kondisi jalan aspal sampai Laman Panjang, dilanjutkan dengan jalan tanah via jembatan gantung yang belum bisa dilewati mobil. Jarak tempuh dari Muara Bungo ke Lubuk Beringin diperkirakan 50 Km dengan waktu tempuh 1,5 jam perjalanan. Dan jalan ini pula yang menjadi urat nadi perekonomian masyarakat Lubuk Beringin dan masyarakat dusun lainnya di dalam wilayah Kecamatan Bathin III Ulu guna memasarkan hasil karet mereka.
Populasi Lubuk Beringin saat ini tercatat sebanyak 89 kepala keluarga dan 331 jiwa.
Diperkirakan lebih dari 90% masyarakat Lubuk Beringin menggantungkan hidup dari tetesan getah karet sebagai penyangga utama perekonomian rumah tangga. Kebun karet dikelola dengan konsep campur dengan jenis tanaman buah dan kayu. Konsep kebun karet campur memperkuat daya
dukung ekonomi rumah tangga karena di dalam kebun karet terdapat jenis lain yang juga mempunyai nilai ekonomis. Ketika harga karet berangsek turun, mampu ditutupi oleh nilai ekonomis lain dari jenis tanaman lainnya. Berbeda dengan pola sejenis/monokultur, ketika harga karet jatuh berdampak pada keguncangan ekonomi rumah tangga.
Dusun Lubuk Beringin merupakan salah satu penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Selaing TNKS, dalam wilayah Dusun Lubuk Beringin juga terdapat kawasan Hutan Lindung Bukit Panjang Rantau Bayur yang membentang dari Dusun Sungai Telang Kecamatan Bathin III Ulu sampai ke Dusun Batu Kerbau Kecamatan Pelepat Kabupaten Bungo dengan luasan mencapai 13.529,40 Ha. Sama halnya dengan desa-desa sekitar hutan lainnya, masyarakat Lubuk beringin sangat tergantung dengan keberadaan hutan di sekitar mereka guna menunjang kehidupan, seperti menjaga stabilitas debit air, sumber kayu untuk kebutuhan rumah tangga, sumber berbagai jenis rotan, sumber berbagai tanaman buah alami dan lain sebagainya. Kestabilan debit air menjadi sangat penting bagi masyarakat Lubuk Beringin untuk mengairi sawah sebagai sumber pangan, memutar kincir air sebagai sumber energy dan kebutuhan rumah tangga lainnya.

 Sejarah Asal Mula Batu Bangkai di Dusun Peninjau


Dusun Peninjau merupakan satu dari beberapa

dusun (desa) dalam wilayah Kecamatan Bathin II Pelayang Kabupaten Bungo. Ada cerita menarik yang terjadi di dusun tersebut. Yaitu keberadaan batu unik yang disebut warga setempat sebagai Batu Bangkai. Batu tersebut terletak dipinggir aliran Sungai Batang Tebo. Konon Batu Bangkai merupakan cerita masa lampau tentang kisah seorang ibu dan anak. Asal mulanya hidup lah seorang ibu dan anak yang berasal dari Dusun Renah Bedaro pada abad ke – 6. Ibunya bernama Sri Melamun, dan anaknya bernama Mamang Kajunang. Dikisahkan, setelah berusia kurang lebih 11 tahun, sang anak Mamang Kajunang ingin pergi merantau. Namun sang ibu melarang Mamang Kajunang untu pergi. Tetapi niat keras si anak tak bisa dihalang. Maka dilepaskanlah dengan baik oleh orang tuanya dengan dibekali sebungkus nasi. Mamang Kajunang merantau ke daerah Jambi. Hari berganti mingggu, minggu pun berganti bulan dam bulan pun berganti tahun, Mamang Kajunang tumbuh dewasa. Ia kemudian menjadi orang yang sukses dan menjadi saudagar besar yang kemudian menikah dengan seorang wanita yang bernama Ancang Sri Gadung, anak Raja dari Negeri Jambi. Lama merantau, Mamang Kajunang belum pernah pulang ke kampung halaman. Sehinngga ibunya yang tua renta dan mulai membungkuk terasa amat rindu kepada si anak. Karena kerinduan yang mendalam, si ibu yang tua renta itu akhirnya pergi menelusuri hilir sungai Batang Tebo berharap bisa bertemu Mamang Kajunang. Lama berjalan, akhirnya si ibu bertemu derngan seorang laki-laki yang pulang dari perantauan. Ibu itu bertanya. “Adakah Fulan (panggilan kepada laki-laki) bertemu dengan anak saya? ,” Tanya si ibu kepada laki-laki tersebut. Laki-laki itu pub balik bertanya, “Siapakah gerangan nama anak mu?. “Anak saya bernama Mamang Kajunang ,” jawab si ibu. Lalu lelaki itupun berkata, “Anak mu sekarang sudah menjadi saudagar yang kaya raya di negeri Jambi dan diapun sudah berkemas memasukkan alat dan barang ke dalam perahu besar (perahu besar disebut Ijung).” Dengan perasaan amat senang si ibu rela menunggu Mamang Kajunang anak yang dinanti. Selang tiga bulan kemudian datanglah Ijung yang membawa Mamang Kajunang beserta anak buahnya. Dengan iringan alat music bernama Gung Kelintang sampailah Ijung di kepala rantau yaitu “Rantau Nan Batuah Lubuk Nan Sakti” bernama Lubuk Topok. Suara Gung Kalintang yang dimainkan anak buah Mamang Kajunang terdengar oleh ibunya. Tak berapa lama terlihatlah oleh ibu rombongan Mamang Kajunang, yang sedang menuju ke hulu sungai Batang Tebo. Lalu ibunya pun bertanya, “Wahai para pengawal, manakah anak ku yang bernama Mamang Kajunang?.” Lalu Mamang Kajunang yang saat itu berada di antara pengawal langsung berdiri dan menjawab “Hai orang tua siapa engkau dan apa keperluan mu?” Ibunya pun berkata “Aku adalah ibu mu.” Namun sayang Mamang Kajunang tidak mau mengakui ibunya itu. Dengan nada meninggi ia berkata “Engkau bukanlah ibuku, wajah ibu ku tak seperti dirimu. Sedangkan engkau adalah orang tua yang sudah membungkuk.” Terjadilah perdebatan diantara keduanya, ibunya pun berkata lagi “Aku menjadi begini karena saking rindunya pada dirimu.” Dan ibunya pun memegang pinggiran Ijung tersebut, namun dipukuli oleh Mamang Kajunang tangan ibunya tersebut. Istrinya yang juga ikut pergi bersama meminta agar Mamang Kajunang mengakui ibunya. “Wahai suamiku, akuilah bahwa orang ini adalah ibu mu, mungkin lamo dak basuo wajahlah berubah, lamo dak bajumpo umur pun lah betambah,” tutur Istrinya. Mamang Kajunang masih tidak mau mengakui orang tua itu sebagai ibunya. Lalu ibunya pun mengangkat kedua tangan seraya berdoa. “Wahai Sang Penguasa langit dan bumi, jika benar keajaiban Mu itu ada, maka tunjukkanlah kepada anakku ini bahwa aku ini adalah ibunya. Dan jika dia bukanlah anak ku maka berikanlah keselamatan kepada nya supaya dia sampai kepada tujuan yang dia maksud,” pinta ibunya. Dan ketika itu juga datanglah angin kencang, sehingga air sungai pun bergelombang dengan dahsyatnya dan membantingkan Ijung Mamang Kajunang. Tenggelamlah Ijung tersebut kedasar sungai. Seketika Mamang Kajunang pun jatuh pingsan dengan istrinya dan dibawa oleh pengawal ke pinggir sungai Batang Tebo dan pada saat itu juga Mamang Kajunang berubah menjadi batu. Demikianlah cerita awal mula Batu Bangkai yang berada di Dusun Peninjau. Tempat tenggelamnya Ijung Mamang Kajunang diberi nama Lubuk Ancang, yang diambli dari nama istri Mamang Kajunang, Ancang Sri Ganding. Sejarah Batu Bangkai ini hampir sama dengan sejarah batu Malin Kundang yang berada di Sumatera Barat. Adapun hikmah yang dapat kita ambil dari cerita diatas adalah bahwa yang hidup ini pasti akan mati dan menghadap kepada Sang Pencipta. Segala apapun yang kita perbuat dimuka bumi ini pasti akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT. Batu Bangkai ini tidaklah begitu unik, tetapi kita harus mengambil hikmah dari cerita ini, sebagai anak yang taat harus menyayangi dan menghormati kedua orang tua agar selamat hidup dunia dan akhirat. Penulis: Karnaini, Tokoh Masyarakat Dusun Peninjau Kecamatan Bathin II Pelayang Kabupaten Bungo.